Cawapres SBY, Sebuah Analisa

29 April 2009 | 6:13 am | Dilihat : 123

Dinamika politik menjelang pemilu presiden bulan Juli nanti bergerak menjadi sangat cepat, disatu sisi berita siapa cawapres yang akan dipilih SBY menjadi berita menarik, menjadi spekulasi banyak orang. Dilain sisi kemelut pada internal Golkar banyak di bicarakan, karena kader Golkar sendiripun tidak yakin dengan siapa  Golkar akan berkoalisi apabila JK akan tetap diusung menjadi capres.

Dalam beberapa pertemuan antara JK dengan Megawati, dengan Wiranto, Prabowo, nampaknya ada sebuah rencana besar yang akan direalisasikan dalam bentuk koalisi, yang dinamakan "koalisi besar". Diskusi terasa masih tersendat, karena nampaknya belum ditemukan formula yang pas khususnya dalam penentuan siapa yang menjadi capres dan siapa cawapresnya. Nah, masalah koalisi partai yang bermarkas di kediaman Megawati di jalan Teuku Umar, Jakarta antara PDIP, Golkar, Gerindra, Hanura, PAN dan PPP kita tunggu dahulu perkembangannya. Kita bahas dahulu  siapa kira-kira yang akan menjadi cawapresnya SBY.

Penulis  dalam blog ini pernah membuat ulasan tentang perkiraan arah cawapres yang akan ditentukan oleh SBY sebagai cawapresnya dalam ulasan http://prayitnoramelan.kompasiana.com/2009/04/20/siapa-cawapres-menurut-versi-sby/ . Penulis menyimpulkan kemungkinan besar SBY akan mengambil cawapres tersebut dari kalangan profesional non partisan. Calon akan diukur dengan empat kriteria prinsip dan satu kriteria tambahan. Melihat  kemungkinan enam parpol akan bergabung di Blok Teuku Umar, maka pada Blok SBY tersisa tiga parpol koalisi yang lolos parliamentary threshold, yaitu Partai Demokrat, PKS dan PKB. Kabar yang disuarakan, PKS mengajukan nama cawapres dalam amplop tertutup.

Akankah SBY mengambil cawapres dari PKS, atau Hatta Rajasa yang diusulkan Amin Rais, atau dari PKB, atau dari kader Partai Demokrat sendiri?. Nampaknya agak kecil kemungkinannya. Syarat SBY jelas berat sekali, kelihatannya hanya akan dapat dipenuhi oleh tokoh profesional yang berpengalaman, baik dalam memimpin ataupun memegang jabatan di pemerintahan, ilmuwan, hubungannya dengan SBY baik dan tanpa cacat. Rumor ramai menyebutkan dua nama yaitu Menku Sri MUlyani dan Gubernur BI Boediono. Dari dua nama tersebut, Pak Bud (Boediono) nampaknya memiliki peluang yang lebih besar dibandingkan Sri Mulyani.

Kemampuan Boediono disampaikan oleh rekan sejawatnya Ketua Pusat Studi Asia Pasifik UGM Dr Sri Adiningsih saat Boediono terpilih menjadi Gubernur BI. “Dari segi kualitas dan pengalaman serta integritasnya, merupakan pilihan terbaik saat ini karena telah terbukti sebagai birokrat yang menjaga kestabilan ekonomi sehingga tidak bisa diragukan kemampuannya sebab beliau juga pernah lama menjadi Menko dan Menkeu,” katanya. Menurut Adiningsih, tugas terberat Boediono, Guru Besar Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM ini adalah mengembalikan kembali kredibilitas serta citra BI yang selama ini buruk dimata hukum. Sri Adiningsih menambahkan selain mengembalikan kredibilitas BI tugas berat lain yang menanti Boediono adalah menjaga stabilitas makro ekonomi Indonesia serta mempertahankan agar rupiah tetap stabil. Budiono bisa membantu memulihkan krisis ekonomi Indonesia serta menjaga agar tidak mengalami resesi ekonomi global, tandas Adiningsih lebih meyakinkan.

Melihat pendapat rekan sejawatnya tersebut, nampaknya memang figur Boediono yang dikenal sangat bersahaja, santun, lurus  (penulis pernah bertemu di total buah saat beliau menjabat sebagai Menko, hanya berdua dengan istrinya, naik mobil kijang dan tanpa sopir) yang akan dipilih sebagai pendamping SBY. Akseptabilitas, integritas, kemampuan, pengalaman serta kesederhanaannya merupakan kekuatan yang tersembunyi dari Boediono, mengalahkan calon-calon dari parpol yang juga "hebat". Demikian pendapat penulis terhadap rumor yang berkembang, untuk melengkapi artikel terdahulu dalam rangkaian "spotting" calon pemimpin nasional kita. Nampaknya,  apa yang juga ditulis teman baik penulis, wartawan dan juga admin kompasiana Pepih Nugraha benar juga, Pak Boediono itu jagonya. Semoga bermanfaat.

PRAYITNO RAMELAN, Guest Blogger Kompasiana

Sumber :http://umum.kompasiana.com/2009/04/29/cawapres-sby-sebuah-analisa/ (Dibaca: 5828 kali)

This entry was posted in Politik. Bookmark the permalink.