Memang Berat Melawan SBY…
18 April 2009 | 2:14 am | Dilihat : 373
Lembaga Survei Indonesia (LSI) mengumumkan hasil temuan survei yang dilakukannya pada saat dilaksanakannya pemilu 9 April 2009 terhadap 4200 responden yang dilaksanakan di dua ribu TPS. Dukungan terhadap SBY tercatat sebesar 46%, Megawati 12% dan Prabowo 4%. Setelah dilakukan ulangan survei dengan daftar yang berbeda, hasil survei menunjukkan SBY mendapat dukungan 49,6%, Mega 14,1%, prabowo 5,6%, JK 4%, Hidayat Nur Wahid 2%, Wiranto 1,6%, dan Sultan 0,2%. Bila responden hanya diberikan pilihan enam nama capres, SBY tetap unggul dan mendapat dukungan 53%, sedangkan apabila pilihan capresnya hanya SBY, Mega dan JK, maka posisi SBY akan berada di 59,8%.
Saat dilakukan survei terhadap pilihan capres kepada pemilih dibeberapa partai, terlihat gambaran kesetiaan simpatisan parpol terhadap partai dan capresnya. Terdapat 86,3% pemilih Partai Demokrat yang memilih SBY sebagai capres, ada 45,1% pemilih Golkar yang akan memilih SBY, dan hanya 22,2% pemilih Golkar yang memilih JK, sedang simpatisan parpol PAN, PKB, PKS, Hanura, dan beberapa partai lainnya mayoritas memilih SBY sebagai capres.
Pada parpol PDIP, hanya 64,9% simpatisannya yang akan memilih Mega menjadi capres, sebanyak 19,1% massa PDIP akan memilih SBY. Tercatat sebanyak 55,3% simpatisan Gerindra akan memilih Prabowo, sebanyak 19,7% massa Gerinda akan memilih SBY. Dengan demikian, menurut Direktur Riset LSI, Mega lebih strategis jika berpasangan dengan Prabowo. Dodi juga mengatakan "Jadi kesetiaan kepada partai ternyata bukan harga mati karena perilaku masyarakat berbeda dengan elit politik." Selanjutnya disampaikan bahwa apabila SBY terpilih kembali, walau memiliki elektabilitas yang tinggi, SBY harus memilih partner koalisi dengan partai yang berdisiplin tinggi. "Kalau tidak, sama saja dengan memegang sesuatu yang tidak ada jaminannya" jelas Dodi.
Melihat hasil survei tersebut maka terlihat perbedaan elektabilitas yang cukup jauh antara capres unggulan SBY, Mega dan Prabowo. Antara SBY dengan Mega terdapat perbedaan 34%, antara SBY dengan Prabowo perbedaannya 42%. Perbedaan yang cukup jauh ini hanya dapat agak didekatkan kiranya dengan memilih cawapres yang tepat. Yang akan dipilih oleh konstituen nanti adalah pasangan, bukan perorangan. Kecenderungan konstituen baik dari Partai Demokrat maupun parpol lainnya untuk memilih SBY nampaknya cukup besar. Memang didalam pilpres nanti, pemilih akan lebih percaya dan memilih "figur" dibandingkan dengan arahan partainya. Elektabilitas SBY kini sedang berada dipuncak, jauh meninggalkan kompetitornya, nampaknya kharisma SBY benar-benar sudah terbentuk dan mengendap dihati banyak konstituen.
Entah bagaimana caranya bagi Mega sebagai pesaing utamanya untuk dapat memenangkan persaingan tersebut. Kelihatannya kini faktor kejujuran, kesantunan dan perhatian terhadap ekonomi rakyat akan menjadi point perhatian penting dari pemilih. Hingga bulan April ini, memang terasa sangat berat melawan SBY, tetapi waktu masih tersisa tiga bulan lagi, masih ada peluang para kompetitor SBY untuk memperbaiki dan meningkatkan diri. Tapi apakah itu masih mungkin?. Selamat berjuang.
PRAYITNO RAMELAN, Guest Blogger Kompasiana.
Sumber : http://umum.kompasiana.com/2009/04/18/memang-berat-melawan-sby/ (Dibaca: 2451 kali)