Akhirnya, SBY Mulai Membangun Koalisi
28 March 2009 | 12:09 am | Dilihat : 57
Kalau dilihat satu atau dua bulan yang lalu, belum nampak upaya membangun koalisi dari Partai Demokrat. Sesuai arahan Ketua Dewan Pembinanya, para elit Demokrat tidak ada yang melakukan manuver koalisi ke parpol lainnya, menunggu setelah pemilu legislatif. Tapi setelah beberapa partai besar lainnya lebih "agresif" melakukan pendekatan koalisi, maka kini Partai Demokrat terlihat lebih serius menjajaki koalisi dengan beberapa parpol. Beberapa waktu lalu elit demokrat dibawah pimpinan Ketua Umum Hadi Utomo telah melakukan penjajakan awal koalisi dengan beberapa parpol Islam.
SBY, Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat melakukan pertemuan dengan Ketua Umum PAN Soetrisno Bachir di Cikeas, Rabu (25/3) pukul 21.30 WIB. Kehadiran Soetrisno di Cikeas didampingi Wakil Ketua Majelis Penasihat PAN Hatta Rajasa yang juga menjabat sebagai Menteri Sekretaris Negara. Dalam kesempatan berbeda SBY juga menggelar pertemuan dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar di kediaman pribadinya di Puri Cikeas. Dalam pertemuan itu, SBY didampingi oleh Ketua Umum Demokrat Hadi Utomo dan Ketua Departemen Sumber Daya Manusia Demokrat Andi Mallarangeng.
Sebelumnya, Selasa (24/3) SBY juga sudah bertemu Ketua Dewan Syura PKS Hilmi Aminuddin di Cikeas. "Pertemuan tadi malam di samping membahas masalah-masalah kenegaraan, juga membahas masalah yang akan datang dalam konteks Pemilu 2009," kata Andi Malarangeng. Ketika disinggung perihal duet SBY dengan Hidayat Nur Wahid di pemerintahan mendatang, Andi mengaku, komunikasi SBY dan Hilmi belum sampai pada masalah itu. "Sampai saat ini belum sejauh itu dan tentu semuanya sesudah pemilu legislatif mengenai cawapres," kata Andi.
Menurut Andi, pertemuan-pertemuan itu merupakan silaturahmi karena partai-partai ini merupakan mitra koalisi secara aktif pada pemerintahan saat ini. ”Semuanya adalah koalisi keluarga besar. Kita sepakat untuk menyukseskan pemerintahan yang sudah berjalan, menyukseskan Pemilu 2009 ini dan sepakat untuk memperkuat lagi pemerintahan ini ke depan.” Ketua DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum menyatakan, partainya menggagas koalisi Jembatan Emas untuk menandingi koalisi Segitiga Emas yang digagas Ketua Umum DPP PPP Suryadharma Ali. Wakil Sekjen DPP PKB Helmy Faishal Zaini yang mengikuti pertemuan di kediaman SBY di Cikeas membenarkan kedua parpol sedang menjajaki koalisi. "Nanti pada 10 April akan ada pertemuan lanjutan yang langsung dituangkan dalam nota kesepahaman kedua pihak tentang koalisi, baik di legislatif maupun eksekutif," kata Sekjen PKB Lukman Edy
Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Marzuki Alie mengatakan power sharing atau pembagian kekuasaan antara dua pihak akan ditentukan setelah keluar hasil Pemilu Legislatif pada 9 April mendatang.“Harus dilihat dulu hasil penghitungan cepat Pemilu Legislatif 2009,kalau hasilnya bagus atau arahnya baik, koalisi atau ‘power sharing’ di kabinet dan legislatif antara kedua pihak tidak menutup kemungkinan bisa dilakukan,”ujarnya.
Melihat beberapa pertemuan yang dilakukan oleh tokoh-tokoh politik, terlihat mulai lebih terbentuk blok koalisi yaitu blok "golden triangle" (segitiga emas) dengan komposisi Partai Golkar, PDIP dan PPP, maupun rencana pembentukan blok koalisi "golden bridge" atau jembatan emas dengan komposisi Partai Demokrat, PKS, PKB dan PAN. Rencana koalisi jembatan emas nampaknya akan menjadi lebih serius terbentuk, karena SBY sebagai penguasa PD telah melakukan pembicaraan langsung dengan tokoh-tokoh kunci dari PKS, PKB dan PAN.
Melihat dari hasil survei empat lembaga survei yaitu CSIS, LP3ES, P2P LIPI dan PUSKAPOL FISIP UI yang dilaksanakan pada 9 s/d 20 Februari 2009, kekuatan kedua blok sementara ini dapat diukur. Blok Segitiga emas terdiri dari PDIP (15,51%), Golkar (14,27%) dan PPP (4,15%), dengan total 33,93%. Sementara blok jembatan emas terdiri dari PD (21.52%), PKS (4,07%), PKB (3,25%) dan PAN (2,91%) kekuatannya adalah 31,79%. Dengan demikian maka kekuatan kedua blok diperkirakan hampir sama 33,93% dibanding 31,79%, dengan kekuatan blok "golden triangle" lebih unggul.
Itulah sepintas gambaran koalisi yang terekam pada akhir-akhir ini, SBY memprasyaratkan bahwa koalisi adalah sebuah "power sharing" yang akan dihitung dengan berapa perolehan suara yang didapat masing-masing parpol. Sesuatu yang perlu diperhatikan dari kedua blok, koalisi terbentuk dari gabungan parpol berbasis nasionalis dengan parpol berasas Islam. Koalisi sulit disebut sebagai koalisi permanen, lebih menjurus kepada koalisi bagi-bagi kekuasaan belaka. Mendatang, koalisi masih dapat berubah, tergantung kepada kekuatan perolehan suara serta elektabilitas capres. Kemenangan capres pada akhirnya tidak akan tergantung kepada seberapa besar kekuatan gabungan suara parpol dalam koalisi, akan tetapi akan sangat tergantung kepada "figur" pasangan capres dan cawapres. Mungkin ini yang perlu dipikirkan.
PRAYITNORAMELAN, Guest blogger Kompasiana.
Sumber : http://umum.kompasiana.com/2009/03/28/akhirnya-sby-mulai-membangun-koalisi/ (Dibaca: 1787 kali)