SBY dan Demokrat Makin Digdaya
1 March 2009 | 12:47 am | Dilihat : 56
Lembaga Survei Indonesia (LSI) merilis hasil survei bertajuk Magnet Calon Presiden dan Kinerja Pemerintah, Jumat (27/2), di Jakarta. Survei dilakukan di 33 provinsi dengan 2.455 responden pada periode 8-18 Februari. Direktur LSI Kuskrido Ambardi mengatakan, pada satu setengah bulan menjelang pemilihan legislatif ini kecenderungan perolehan suara partai memang meningkat di banding survei akhir tahun lalu. Sebab seiring dengan waktu, kampanye melalui iklan dan sosialisasi lain masyarakat mulai dengan jelas menentukan partai pilihannya. "Masyarakat yang belum menentukan pilihan tinggal sekitar 9 persen, turun jauh dibanding tiga bulan lalu yang mencapai 20 %," ujarnya, Jumat (27/2).
Dari pertanyaan, partai apa yang akan dipilih jika pemilu diadakan sekarang, mayoritas responden menyatakan akan memilih Partai Demokrat (24,3%), PDIP (17,3%) dan Partai Golkar (15,9%). Sementara dukungan terhadap partai tengah adalah Partai Keadilan Sejahtera (6%), PKB dan PPP sama-sama mendapat (5%), dan PAN (4%). Sedangkan partai Gerindra mendapat 4%, Partai Hanura 2%. Survei juga menanyakan kepada masyarakat tentang citra partai. "Demokrat dianggap partai yang paling bersih dari korupsi, 25% responden yang menyatakannya," kata Kuskrido. Pada peringkat kedua terdapat PKS dengan 9% suara disusul PDIP dengan 7% suara dan Golkar 5% suara.
SBY paling banyak dipilih responden dibandingkan tujuh capres lainnya yang disurvei yakni Megawati, Wiranto, Prabowo, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X, Amien Rais, Hidayat Nur Wahid, dan Jusuf Kalla. SBY dipilih oleh 50,3% responden, Megawati 18,5%, Prabowo 4,3 %, Sultan 3,9 %, Wiranto 3,0 % Kalla mendapat 2,0 %, Hidayat 1,7%, dan Amien hanya mendapat dukungan 1,4 %.
Survei LSI menempatkan SBY di peringkat teratas dengan skenario pilpres diikuti tiga kandidat. Bila SBY bertarung dengan Megawati dan Sultan maka SBY meraih 59% suara, Mega 22%, dan Sultan 8%. Bila yang bersaing adalah SBY, Mega, dan Prabowo maka SBY tetap meraih 59%, disusul Megawati 21%, dan Prabowo 7%. Bila yang menantang SBY adalah Mega dan Wiranto maka SBY lagi-lagi menjadi pemenang dengan 60% suara, kemudian Megawati 23% dan Wiranto 5%. Survel dilaksanakan sebelum JK menyatakan kesiapannya menjadi calon presiden (capres) usungan Partai Golkar pada tanggal 20 Februari.
Kinerja Presiden SBY dinilai publik memuaskan, terutama dalam memberantas korupsi, bidang pendidikan, dan kesehatan. Survei menunjukkan, 70% responden puas dengan kinerja Presiden SBY. Sedangkan 30% responden tidak puas. Untuk keadaan politik dan nasional sekarang, 32 % responden menilai baik, 37% sedang, 17% buruk, dan 9% tidak tahu. Untuk penegakan hukum, 45% responden menilai baik, 31% sedang, 14% buruk dan sisanya tidak tahu. Untuk kondisi keamanan dan ketertiban, 60% responden menilai baik, 26% sedang, 10% buruk, dan sisanya tidak tahu. Kemudian responden menjawab 84% melihat pemerintah bekerja keras untuk mencegah krisis.
Melihat hasil survei Lembaga Survei Indonesia tersebut, nampak sangat jauh berbeda bila dibandingkan dengan hasil survei Lembaga Riset Informasi yang melaksanakan survei pada waktu hampir bersamaan dari 8-16 Februari 2009. Survei LRI menyampaikan Partai Golkar urutan pertama dengan 20,1%, Partai Demokrat diposisi kedua dengan 15,5%, PDIP ketiga dengan 15,3%. Selanjutnya PKS 11,6%, Gerindra 5,29%, PAN 5,13%, PPP 2,86%, PKB 2,33%, Hanura 1,96% dan PBB 0,9%. Hasil survei ini tidak jauh berbeda dengan angka yang disampaikan Wakil Ketua Umum Golkar Agung Laksono, yang menyebutkan hasil survei internal Golkar pada Januari lalu Golkar mendapat 19,3%, Partai Demokrat 16,22% dan PDIP 14,28%.
Hasil survei Lembaga Survei Indonesia dapat disebutkan akurasi persepsinya lebih layak mendekati kenyataan karena kemiripan hasil dengan dua lembaga survei yang juga melaksanakan survei pada bulan Desember 2008, dimana ketiganya, Lembaga Survei Nasional, Lembaga Survei Indonesia dan Lembaga Survei LP3ES ,hasil rata-ratanya sebagai berikut, Partai Demokrat 22,2%, PDIP 21,8%, Golkar 14,2%, Gerindra 5,5%, PKS 4,7%, PKB 4,3%, PAN 3,7%, PPP 2,9%, Hanura 2,6%.
Dibandingkan dengan hasil survei bulan Desember 2008 (LSI, LSN, LP3ES) dengan Februari 2009 (LSI), hingga pertengahan Februari 2009 posisi Partai Demokrat dan SBY masih merupakan Partai yang juga sekaligus capres terkuat, belum tergoyahkan. Posisi Desember-Februari, Partai Demokrat dari 22,2% mengalami kenaikan menjadi 24,3%, PDIP dari 21,8% turun menjadi 17,3%, Partai Golkar dari 14,2% menguat menjadi 15,9%, Partai Gerindra dari 5,5% menjadi 4%, PKS dari 4,7% naik menjadi 6%, PKB dari 4,3% naik menjadi 5%, PAN dari 3,7% menjadi 4%, PPP dari 2,9% naik menjadi 5%, Hanura dari 2,6% menjadi 2%.
Dari hasil survei tersebut, posisi tiga besar parpol yang akan menduduki partai papan atas tetap diduduki Partai Demokrat, PDIP dan Partai Golkar. Pada survei LSI ini, persepsi publik mulai lebih solid mendukung PD dan SBY dan menyatakan puas terhadap upaya pemberantasan korupsi, bidang pendidikan, dan kesehatan. Selain itu responden menilai puas atas kinerja Presiden SBY, juga menilai bahwa pemerintah telah bekerja keras untuk mencegah krisis. Walaupun hasil survei bukanlah hasil pemilu, kiranya persepsi publik ini dinilai penting untuk dipergunakan sebagai acuan bagi parpol dan para capres dalam mempersiapkan diri dan menghitung kekuatan dan peluang masing-masing kedepan.
Kini sudah waktunya semua kontestan berfikir lebih realistis dan rasional. Kekuatan Partai Demokrat sangat tergantung kepada "patron"nya SBY, ini yang harus dijaga jangan sampai tercederakan citranya. Popularitas SBY pernah anjlog pada kasus kenaikan harga BBM. Bagi parpol kompetitor lainnya perlu mmperhatikan fokus publik tentang masalah kejujuran dan konsep menghadapi krisis. Sementara ini setelah PD, partai yang dinilai bersih adalah PKS, yang disusul PDIP dan Golkar.
Memang berat melawan SBY itulah kesimpulannya, popularitas PD otomatis akan mengikuti popularitas SBY, keduanya terlihat makin "digdaya". Partai Demokrat diperkirakan akan menjadi papan teratas dan SBY akan sulit tertandingi. Lawan terdekatnya Megawati berada diposisi kedua dengan perbedaan SBY 50,3% dan Mega 18,5%. LSI pun meramal kemungkinan pilpres hanya akan berlangsung satu putaran. Apakah memang akan demikian?. Kita tunggu dahulu bagaimana hasil pemilu April nanti sebagai tonggak awal menuju pilpres. Masih ada waktu yang tersisa untuk dimanfaatkan. Betul begitu bukan?.
PRAYITNO RAMELAN, Guest Blogger Kompasiana
Sumber : http://umum.kompasiana.com/2009/03/01/sby-dan-demokrat-makin-digdaya/ (Dibaca: 1499 kali)