Parpol Yang Mungkin Lolos PT Dan Gambaran Koalisi
14 January 2009 | 11:06 pm | Dilihat : 48
Mendekati pelaksanaan pemilu legislatif yang tersisa kurang dari tiga bulan, parpol-parpol peserta pemilu terlihat semakin gencar melakukan upaya kampanye dan sosialisasi ke masyarakat agar mengenal dan kemudian mengharap konstituen mau mendukung partainya. Pada pemilu 2004, posisi parpol terbagi atas tiga kelas yaitu partai papan atas, partai papan tengah dan partai papan bawah, yang disebut orang sebagai partai gurem. Bagaimana kini kita mengukur kemungkinan kedudukan partai-partai tersebut?Ukuran yang paling mungkin dan dapat dipertanggung jawabkan adalah dengan hasil survei. Walau beberapa pihak ada yang meragukan bahwa hasil survei dapat ditunggangi untuk kepentingan partai tertentu, tetapi tetap saja tokoh partai-partai"peragu" itu menggunakan lembaga survei.
Penulis mencoba mengamati hasil dari beberapa lembaga survei yang fakta-faktanya terlihat tidak jauh berbeda, dengan waktu survei yang berdekatan dan dilaksanakan pada jumlah propinsi yang sama. Dari lima Lembaga survei yang diteliti, didapat tiga Lembaga Survei yang dipandang memenuhi syarat sebagai sumber informasi dalam artikel ini. Hasil ketiganya dibandingkan dan kemudian agar lebih "fair" hasil survei ketiganya dijumlahkan dan dibagi tiga, maka didapatlah data-data (angka "average") yang menggambarkan posisi parpol berdasarkan elektabilitasnya. Ternyata hingga bulan Desember 2008 "hanya" delapan parpol lama dan baru yang memenuhi ketentuan UU Nomor 10 Tahun 2008 tentang pemilu legislatif yang mensyaratkan ambang batas minimal parlemen atau "parliamentary treshold" (PT) sebesar 2,5%.
Sumber informasi pertama adalah Lembaga Survei Nasional (LSN) Pimpinan Umar Bakri, melaksanakan survei pada 10-20 Desember 2008 di 33 propinsi, jumlah responden 1225, margin of error 2,8%, tingkat kepercayaan 95%. Hasil survei elektabilitas parpol, PDIP (28,2%), Partai Demokrat (19,4%), Partai Golkar (13,5%), PKS (6,2%), Partai Gerindra (6,1%), PKB (4,5%), PAN (3,8%), PPP (2,8%).
Sumber informasi kedua adalah Lembaga Survei Indonesia (LSI) Pimpinan Saiful Mujani, melaksanakan survei pada 10-22 Desember 2008 di 33 propinsi, jumlah responden 2200, margin of error kurang lebih 2,2%, tingkat kepercayaan 95%. Hasil survei elektabilitas parpol, Partai Demokrat (23%), PDIP (17,1%), Partai Golkar (13,3%), PKB (4,8%), PKS (4,0%), Partai Gerindra (3,9%), PAN (3,4%), PPP (3,1%).
Sumber ketiga adalah Lembaga Survei LP3ES, melaksanakan survei tanggal 1-10 Desember 2008, di 33 propinsi, jumlah responden 2490, margin of error 2%, tingkat kepercayaan 95%. Hasil survei elektabilitas parpol, Partai Demokrat (24,2%), PDIP (20,2%), Partai Golkar (15,7%), Partai Gerindra (6,5%), PKS (3,9%), PAN (3,8%), PKB (3,5%), PPP (2,9%).
Dari hasil survei terhadap elektabilitas masing-masing parpol, dan apabila hasil ketiganya dijumlahkan dan dibagi tiga, maka akan didapat angka prosentase rata-rata dengan urutan dari prosentase dukungan besar kekecil. Partai Demokrat menjadi partai teratas dengan dukungan 22,2%, PDIP diposisi kedua dengan 21,8%, Partai Golkar diposisi ketiga dengan 14,2%, Partai Gerindra diposisi keempat mendapat 5,5%, PKS diposisi kelima mendapat dukungan 4,7%, PKB ditempat keenam dengan dukungan 4,3%, PAN ditempat ketujuh dengan dukungan 3,7%, dan PPP ditempat kedelapan dengan dukungan 2,9%. Untuk sementara, inilah kedelapan parpol yang mempunyai kemungkinan besar memenuhi persyaratan ambang batas minimal parlemen (PT).
Dari hasil rata-rata diatas, terlihat bahwa hingga bulan Desember 2008 Partai Demokrat masih menjadi Partai yang mempunyai harapan akan menjadi partai terkuat, posisinya berada diatas PDIP dengan selisih 0,4%, sementara Golkar berada agak jauh dibawah Demokrat dengan selisih 8%. Partai yang mempunyai harapan sebagai partai papan tengah kelihatannya akan diduduki oleh Gerindra, PKS dan PKB. Parpol-parpol lainnya tidak dimasukkan dalam pembahasan, karena sementara ini elektabilitasnya dibawah 2,5%. Parpol yang mempunyai harapan besar akan dapat memenuhi parliamentary treshold adalah Partai Hanura, yang dalam survei LP3ES mendapat 2,5%, survei LSN mendapat 2,0% dan survei LSI hanya mendapat 1,3%.
Kini, bagaimana kira-kira dengan kemungkinan koalisi?. Pimpinan "klasemen" kelihatannya dipimpin oleh Partai Demokrat dan PDIP. Apabila Golkar tetap bergabung dengan Demokrat, yang kemungkinan juga diperkuat oleh PKB, PPP dan PAN, maka kelompok Demokrat akan mengantongi 47,3% suara. Sementara PDIP apabila didukung PKS akan mengantongi angka 26,5% suara. Kedua kelompok dengan koalisi ini sudah memenuhi syarat untuk mengajukan pasangan capres-cawapres. Hasil koalisi akan menjadi sangat jelas setelah PDIP mengambil keputusan siapa pendamping Megawati, yang akan diputuskan pada rakernas PDIP di Solo yang direncanakan akan dilaksanakan pada tanggal 28 Januari 2009.
Kemungkinan terbaik bagi PDIP hanya dua, Hidayat Nur Wahid yang membawa suara PKS (4,7%) atau Prabowo Subianto yang membawa dukungan Gerindra (5,5%). Baik Hidayat maupun Prabowo kedua-duanya sama kuat sebagai capres. Dari perhitungan psikologis, karena lawannya adalah SBY dengan latar belakang militer, mungkin lebih baik yang dipilih Prabowo sebagai pengimbang dalam memenuh keinginan konstituen ("ketegasan"). Apabila Mega memilih Prabowo, kemungkinan PKS akan bergeser ke Demokrat. Apabila Hidayat dipilih oleh PDIP maka Prabowo kemungkinan akan bergabung dengan Demokrat, dan men "down grade" hanya masuk diposisi Kabinet apabila SBY kembali menang.
Kini pertanyaannya bagaimana apabila Golkar akan maju sendiri?. Kelihatannya agak berat bagi Golkar untuk maju sendiri, karena masih dibutuhkan sekitar 10,8% suara, dimana peluangnya hanya dari PKS, Gerindra atau PAN. Golkar harus memperebutkan PKS dan Gerindra dari kubu Demokrat atau PDIP. Mungkin ada benarnya perhitungan faksi dalam tubuh Golkar yang menghendaki bergabung saja dengan Demokrat. Apabila strateginya tidak pas maka Golkar bisa menjadi parpol besar yang "mempermalukan" dirinya sendiri seperti pada pilpres 2004.
Demikianlah informasi dan perkiraan sementara situasi dan kondisi dunia perpolitikan ditanah air menjelang pemilu legislatif 9 April 2009. Fakta dan data yang disampaikan berupa sebuah persepsi publik yang kiranya dapat dipertanggung jawabkan oleh masing-masing Lembaga survei bersangkutan. Memang akurasi data sesuai tingkat kepercayaannya yaitu sekitar 95%. Tetapi dengan data tersebut, paling tidak gambaran kasar tentang parpol dan koalisi mulai terlihat dan diperkirakan akan lebih mengkristal. Data-data yang sudah terkait tersebut sangat diperlukan bagi sebuah partai politik dan tim sukses untuk menentukan taktik dan strategi dalam memenangkan persaingan yang dirasa semakin berat. Masih tersisa waktu untuk meningkatkan citra baik parpol maupun calonnya masing-masing. Semoga bermanfaat.
PRAYITNO RAMELAN, Guest Blogger Kompasiana.
Sumber: http://umum.kompasiana.com/2009/01/14/parpol-yang-lolos-ke-dpr-dan-gambaran-koalisi/ (Dibaca: 961 kali)