Bawaslu Akan Melaporkan PKS Ke Polisi Perkara Demo
8 January 2009 | 11:13 am | Dilihat : 61
Aksi unjuk rasa anti Israel yang dilakukan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pada 2 Januari lalu ternyata diawasi oleh Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). "Hasil pleno, kami sepakati demo PKS itu adalah kampanye dalam bentuk lain (rapat umum)," kata anggota Bawaslu Bambang Eka Cahya Widodo di Sekretariat Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jl Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Rabu (7/1/2009). Sementara itu secara tegas anggota Bawaslu Wahidah Suaib di Gedung KPU mengatakan ”Dalam tiga hari ke depan akan kami laporkan ke polisi.
Sesuai dengan peraturan KPU No 19/2008, kampanye berbentuk rapat umum baru akan dimulai pada 16 Maret 2009 mendatang. Dalam kasus demo anti Israel dengan mengerahkan massa, PKS disinyalir mencuri start kampanye. Wahidah menyatakan tindakan PKS tersebut telah melanggar ketentuan jadwal kampanye yang telah dikeluarkan Komisi Pemilihan Umum (KPU).Pasalnya,saat ini baru diperbolehkan kampanye berbentuk rapat umum dengan massa tidak lebih dari 1.000 orang.
Beberapa unsur pelanggaran yang dilakukan PKS,di antaranya ada beberapa calon anggota legislatif (caleg) PKS yang berorasi, menggunakan atribut PKS seperti bendera partai bernomor urut 8, dan ada penyampaian visi-misi PKS terkait kebijakan politik luar negeri. Jika memang murni unjuk rasa,menurut Wahidah, seharusnya PKS tidak memasukkan unsur kampanye di dalamnya. ” Bukan kita tidak setuju demo tentang Palestina. Kita tentu setuju,tapi mengapa demo itu dimanfaatkan untuk kampanye?” . Wahidah mengaku, Bawaslu khawatir tindakan PKS tersebut akan memicu munculnya kampanye terselubung dari partai politik (parpol) lain. Akibatnya, parpol peserta Pemilu 2009 justru akan menggunakan setiap momen unjuk rasa untuk unjuk kebolehan dan berkampanye. Sementara itu, oleh Ketua Panwaslu DKI Jakarta Ramdansyah, PKS juga diduga melakukan pelanggaran pidana pemilu yang tercantum dalam Pasal 84 ayat 1 butir (e) UU 10/2008 tentang Pemilu yang berisi mengganggu ketertiban umum.
Menurut Bambang, Panwas DKI Jakarta telah mencoba menggelar perkara dengan Polda Metro Jaya seputar demo PKS itu, namun ditolak. "Katanya polisi tidak bisa membuktikan adanya unsur kesengajaan bahwa PKS itu kampanye," pungkas Bambang.
Menanggapi langkah Bawaslu ini, Presiden PKS Tifatul Sembiring menyatakan aksi yang dilakukan PKS bukanlah dalam rangka kampanye, melainkan aksi kemanusiaan. ”Ini (aksi PKS) adalah masalah kemanusiaan dan ini universal, bukan kampanye.Kalau kampanye,mengapa jalan dari Bundaran HI ke Kedubes AS,” jelasnya. Mengenai orasi yang dilakukan sejumlah caleg PKS,Tifatul mengatakan bahwa hal itu pun masih terkait dengan tema unjuk rasa,yakni mengutuk tindakan Israel dan meminta menghentikan pembantaian. Bahkan, menurut Tifatul dalam orasi itu tidak sedikit pun menyinggung atau mengajak masyarakat untuk memilih PKS dalam Pemilu 2009. ”Tidak ada unsur kampanye,kami sudah izin kepolisian. Kalau dinilai kampanye, tentu polisi sudah menghentikannya.”
Demo yang anti Israel tersebut terjadi pada tanggal 2 Januari 2009, mereka secara resmi memulai aksi pukul 13.15 setelah ibadah shalat Jumat. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengerahkan 200 ribu lebih massanya berdemonstrasi di pusat kota Jakarta, dipusatkan di bundaran Hotel Indonesia, kemudian massa bergerak mengular memenuhi satu sisi jalan menuju Kedutaan AS di Merdeka Selatan. Ketika ujung massa sudah sampai di depan Kedutaan Besar AS, barisan aksi yang paling belakang masih berada di bundaran HI. Massa yang juga terdiri dari ibu-ibu dan anak-anak itu melumpuhkan jalan Thamrin sejauh tiga kilometer sejak Bundaran Hotel Indonesia sampai depan gedung Indosat. Salah satu panitia aksi Suryama M Sastra menjelaskan kader-kader itu datang dari Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi. ”Undangannya melalui jalur internal partai dan pengumuman terbuka di masjid-masjid,” katanya.
Dalam orasinya, Tifatul mengingatkan bahwa masalah Palestina adalah masalah kemanusiaan. ”Ini masalah semua umat, bukan hanya umat Islam. Tapi, ini adalah kekejaman anti kemanusiaan oleh Israel,” katanya. Karena itu, mendukung perjuangan Palestina layak dilakukan siapa saja. Tifatul juga mengingatkan pemerintah AS agar mengubah dukungannya pada Israel. ”Obama, jangan kau ulangi kesalahan Bush. Kami akan selalu mengamatimu,” kata Tifatul di depan Kedubes AS. ”Kami akan terus beraksi di seluruh Indonesia,” katanya. Aksi yang berakhir pukul 16.00 itu diakhiri dengan doa oleh Menpora Adhyaksa Dault, yang sempat menangis.
Memang PKS sejak awal masa kampanye terlihat sebagai partai yang berani, setelah mengumumkan 8 capres, membuat iklan kontroversi pahlawan, kini menggunakan momentum anti Israel, yang juga didemo dibanyak negara. Pada demo tersebut Tifatul sebagai Presiden PKS turun langsung memimpin. Dalam pernyataannya yang mengatakan bahwa ”Ini masalah semua umat, bukan hanya umat Islam", PKS ingin menunjukkan bukan hanya memperhatikan dan berjuang untuk umat Islam saja tetapi juga umat lainnya, artinya PKS adalah benar partai yang terbuka.
Langkah-langkah brilian seperti ini yang harus diwaspadai oleh parpol-parpol lainnya, terlebih memang keberanian PKS kurang dimiliki oleh parpol peserta pemilu lainnya. Perkara dituntut oleh Bawaslu, itu hanyalah sebuah risiko yang pasti sudah diperhitungkan oleh Tifatul, tetapi dibandingkan dengan hasil psikologis yang didapat, yaitu simpati masyarakat, PKS tetap untung. Inilah dinamika politik, ketua parpolnya masih muda bung! Siapa takut kata mereka!!
PRAYITNO RAMELAN. Guest Blogger Kompasiana.
Sumber : http://umum.kompasiana.com/2009/01/08/bawaslu-akan-melaporkan-pks-ke-polisi-perkara-demo/ (Dibaca: 965 kali)