Paguyuban Purboyo Alumnus Akabri Bagian Udara 1970

16 September 2008 | 8:41 am | Dilihat : 2208

Oleh: Prayitno Ramelan

26 Juni 2008

Nama Purboyo diambil oleh alumnus Akabri Udara 1970 sebagai nama kebanggaan kelulusan dan paguyuban. Pangeran Purboyo adalah seorang Pengeran dari Yogyakarta yang sakti mandraguna, arif, bijaksana, menjadi suri tauladan dikalangan masyarakat jawa. Beliau dimakamkan didekat kampus Maguwo tempat para Taruna/Karbol Angkatan Udara mengikuti pendidikan. Merupakan tradisi dikalangan alumnus AAU/Akabri Udara, dimana tiap Angkatan yang lulus dari pendidikan Akademi Angkatan Udara, masing-masing mempunyai  nama, misalnya lulusan 70 (Purboyo), 71 (Fatahilah), 72 (Suropati), 73 (Randublatung), 74 (Wirasakti), 69 (Bogowonto), 68 (Samigaluh), 67 (Sadsapta).

Biasanya nama-nama tersebut diambil berdasarkan suatu kejadian, seperti tempat latihan, nama tokoh, tempat yang dianggap sangat berkesan bagi suatu angkatan. Ide tersebut sangat bagus dan dibuat pada saat Marsekal TNI Rilo Pambudi masih menjabat sebagai Kasau. Maksudnya agar tiap angkatan mudah dikenali dan mempunyai nama kebanggaan.

Khusus untuk Purboyo (penulis sebagai salah satu "member"), lulusan AAU/Akabri Bagian Udara 1970 ini sangat mengesankan, karena untuk pertama kali para taruna mengikuti pendidikan umum dasar kemiliteran Akabri Umum di Magelang, digabungkan bersama-sama taruna darat, laut dan polisi. Setelah satu tahun digembleng ilmu dasar kemiliteran, maka para taruna yang berpangkat Kopral Taruna dikirim kebasis pendidikan Angkatannya masing-masing. Taruna Darat tetap di Magelang, Taruna Laut ke Bumi Moro Surabaya, Taruna Udara ke Maguwo Adisucipto dan Taruna Polisi ke Sukabumi.

Pada saat pendidikan di lembah Tidar, para taruna dicampur komposisinya dalam peleton-peleton, kompi dan batalyon taruna. Suka duka pendidikan dasar membuat taruna keempat Angkatan menjadi saling kenal dan akrab. Saat itu Polri masih dibawah Mabes ABRI, sebagai Angkatan Kepolisian. Setelah sama-sama lulus dan dilantik pada tahun 1970 maka atas kesepakatan keempat angkatan Angkatan, dibuat paguyuban yang bernama Ada Perdana, dengan Lurahnya Jenderal TNI (pur) Subagyo HS.

Tokoh-tokoh alumnus Akabri Pertama dari keempat Angkatan yang menonjol dan menjabat sebagai pejabat teras TNI/Polri, diantaranya adalah Jenderal TNI Subagyo HS (Kasad), Jenderal TNI Tyasno Sudarto (Kasad), Jenderal TNI Luhut Panjaitan (Menteri Perindustrian), Jenderal TNI Fachrul Rozi (Wapangab), Letjen TNI Johny Lumintang (Sekjen Dephan), Laksamana TNI Bernard Kent Sondakh (Kasal), Marsdya TNI Ian Santosa Perdanakusuma (Kabais TNI), Jenderal Pol Bimantoro (Kapolri), Mayjen TNI Mardiyanto (Masih menjabat Mendagri).

Untuk Akabri Jurusan Udara yang masuk pada tahun 1967 (nomor Akademi 67), dan mengikuti pendidikan Akabri Umum di Magelang jumlah awalnya 107 orang. Dalam perjalanan karier menempuh penugasan hingga tulisan ini dibuat tercatat 25 orang mereka yang bernomor AK 67 telah meninggal dunia. Pada ahir pendidikan Akabri 70 ini mendapat tambahan 6 orang senior yang set back dan diwisuda bersama-sama tahun 1970 diistana Negara oleh Presiden Soeharto. Akan tetapi terdapat 10 orang dari nomor akademi 67 yang juga set back dan dilantik menjadi Letnan Dua pada tahun 1971. Jadi, Untuk Akabri/AAU 1970 yang murni dengan nomor AK 67, yang masih ada hingga kini tersisa 82 orang.Dari tambahan mereka yang set back 6 orang, tercatat yang masih ada 3 orang, 3 orang telah meninggal dunia.

Tidak terasa waktu berjalan demikian cepat, kalau sedang dilakukan pertemuan, bertemu kawan seangkatan, rasanya masih terbayang , semuanya belum lama berlangsung, main drumband bersama, pesiar bersama, makan di dining hall bersama, dihukum senior bersama, latihan komando bersama, terjun payung bersama, terbang bersama. Itulah hidup. Kini masing-masing alumnus yang sudah purnawirawan, hanya disibukkan dengan momong cucu, nyiram tanaman, baca koran, main golf, jalan pagi, intinya menjaga perasaan, menjaga emosi dan menjaga kesehatan.

Tetapi masih ada juga yang masih berbakti kepada negara melalui jalur partai politik dan eksekutif.Saat ini paguyuban Purboyo sama-sama prihatin karena ada beberapa teman yang sakit, istrinya sakit. Semua sadar bahwa setelah mendapat ktp seumur hidup (diatas 60 th) maka hati harus dijaga, qolbu harus lebih dibersihkan, kesehatan harus dijaga dan diperbanyak amal sholeh. Rata-rata teman kita yang Islam sudah menunaikan ibadah haji, banyak yang hanya tinggal dirumah, walau beberapa ada yang masih mempunyai kesibukan diluar rumah.

Demikian sepenggal kisah tentang Purboyo, Akabri Bagian Udara Pertama yang pernah bertugas dan berkiprah di Angkatan Udara, Di Mabes TNI, Bais, Dephan. Semua dilaksanakan dengan sepenuh hati, segenap kemampuan. Mereka pernah memberikan sesuatu yang terbaik untuk negara dan bangsa ini, walau mungkin negara ini belum mampu memberikan yang terbaik untuk mereka. Buktinya...setelah pensiun, beberapa rekan harus tetap berjuang agar tetap dapat hidup. Lho apa tidak dapat pensiun?? Dapat, Alhamdulillah sekitar dua jutaan lebih untuk yang berpangkat Marsekal Muda...terus yang pensiun kolonel berapa? Yang Letkol?

Tapi sudahlah semua harus diterima dengan sabar, memang harus disadari negara kita belum kaya, masih sulit. Mari kita jangan mengeluh, kan patriot bangsa. Yang penting kita bersama pernah berjuang menjaga NKRI ini agar tetap menjadi NKRI. Manfaatkan sisa waktu didunia ini dengan beriman dan beramal sholeh, berdoa agar mendapat pengampunan Allah SWT.

Bagi yang akan mengirim email dapat mengirim surat melalui motahu@gmail.com. Apabila ada junior atau generasi penerus TNI AU yang membaca tulisan ini, penulis mengharapkan mereka dapat meniru dan mengambil hal positif dari para seniornya sebagai suri tauladan dalam menyumbangkan dharma baktinya kepada bangsa dan negara melalui TNI AU. Maaf apabila ada hal-hal yang dipandang kurang tepat. Ini hanyalah sebuah kisah perjalanan para pemuda yang sudah mendarma baktikan segalanya kepada negara, dan kini mereka sudah menjadi simbah-simbah , diambang senja....!

Semoga Allah Swt mengampuni kita semua, menerima amal ibadah dan pengabdian selama ini, memberikan ridho, tambahan nikmat rejeki, tambahan nikmat kesehatan dan tambahan nikmat panjang umur. Dan juga Allah SWT selalu melindungi dan memberikan ridho kepada bangsa dan negara dan rakyat Indonesia agar gemah ripah loh jinawi toto tentrem kerto raharjo. Amin.

This entry was posted in Umum. Bookmark the permalink.